KanalRakyat – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyampaikan hasil sidang Isbat penetapan awal puasa Ramadhan 1445 H yang digelar oleh para ahli ilmu Falak atau astronomi dari UIN atau IAIN dan atau IAIN, perwakilan BMKG dan inovasi nasional Brin dari boska ITB dari badan informasi geospasial dan Planetarium Jakarta dan tentunya juga diikuti oleh anggota tim hisab rukyat Kementerian Agama.
Berikut Pengumuman Menteri Agama RI Umumkan Awal Puasa Ramadhan 1445H pada 12 Maret 2024
Berdasarkan salah seorang anggota tim hisab rukyat Kementerian Agama Republik Indonesia yang menyampaikan bahwa ketinggian Hilal di seluruh wilayah Indonesia pada posisi 0 derajat 20,2 menit sampai dengan 0 derajat 52,09 menit dan sudut elongasi 2 derajat 14,78 menit hingga 2 derajat 41,84 menit ini adalah posisi Hilal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dan dikonfirmasi oleh sejumlah petugas Kementerian Agama di daerah yang kita tempatkan tidak kurang dari 134 titik lokasi di seluruh Indonesia dan Indonesia bersama dengan negara-negara ASEAN yang masuk dalam anggota mabims yaitu Menteri Agama Brunei Darussalam Indonesia Malaysia dan Singapura pada tahun 2021 yang lalu telah sepakat bahwa kriteria visibilitas Hilal atau yang dikenal dengan imkanur rukyat yaitu tinggi Hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat dan kesepakatan ini menjadi pedoman empat negara mabims tadi dalam menetapkan awal bulan Komariah.
Oleh karena itu berdasarkan hisab posisi Hilal di beberapa daerah di Indonesia sudah di atas dan tidak memenuhi kriteria mabims baru serta ketiadaan laporan melihat Hilal sidang isbat secara mufakat menetapkan bahwa 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa tanggal 12 Maret 2024 masehi sehingga umat muslim Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa pada tanggal tersebut ujar Yaqut di tengah konferensi pers Kementerian Agama RI.
Ia juga menekankan “tentu kita berharap mudah-mudahan dengan hasil sidang Ibat ini seluruh umat Islam di Indonesia dapat menjalankan ibadah puasa dengan kekhusyukan saat ini kita ketahui bahwa ada beberapa perbedaan dan itu lumprah saja namun kita harus tetap saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi sehingga tercipta suasana yang kondusif”