KanalRakyat – Jika pada umumnya sikat gigi digunakan oleh seluruh manusia untuk membersihkan gigi. Namun, bagaimana jika justru sikat gigi ini menjadi benda paling berbahaya yang ditakuti oleh perusahaan-perusahaan besar?
Yakin Anda masih mau untuk menggunakan sikat gigi ini sehari-hari? Atau akankah Anda kembali beralih menggunakan sikat gigi konvensional dan bukan lagi sikat gigi pintar?
Baru-baru ini dunia maya dihebohkan dengan berita tentang sikat gigi pintar yang melakukan serangan siber ke sejumlah perusahaan di Swiss. Seperti apa serangan yang dilakukannya?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Siapa sangka, jika benda mungil ini rupanya bisa menjadi benda yang ditakuti. Baru-baru ini pihak perusahaan Swiss melaporkan serangan siber yang dialaminya. Serangan yang terjadi ini, bahkan dinilai bukanlah hal yang sepele karena merugikan banyak pihak.
Berkat ulah sikat gigi pintar yang terhubung ke internet dan dihubungkan juga ke botnet ini. Akhirnya, serangan penolakan layanan terdistribusi atau DDoS ini terjadi. Akibatnya, situs web dan server terbebani dengan lalu lintas web dalam jumlah yang sangat besar.
Berdasarkan laporan dari Aargauer Zeitung, serangan itu menyebabkan situs web dari perusahaan Swiss ini menjadi offline. Hal ini mengutip juga informasi dari perusahaan keamanan siber Fortinet.
Serangan tersebut membuat perusahaan bisnis yang diserang kehilangan bisnis seharga jutaan euro ketika situsnya mendadak offline. Tentu, hal ini begitu merugikan sejumlah pihak perusahaan yang tidak disebutkan namanya.
Meski popularitas dari perangkat pintar ini terus melonjak, namun akan berbahaya jika tidak diterapkan perlindungan yang memadai. Pihak Fortinet sendiri mengungkapkan bahaya dari perangkat pintar, seperti kamera web, monitor bayi, bel pintu, hingga sejumlah perangkat rumah tangga.
Berdasarkan laporan terbaru dari perusahaan kinerja jaringan Netscout menyatakan bahwa perrumbuhan jaringan botnet berbahaya ini belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan, tidak disangka jika pertumbuhannya meningkat menjadi dua kali lipat sejak bulan Januari.
Hal ini memperlihatkan bahwa adanya persenjataan baru dari cloud terhadap internet secara global. Ditegaskan kembali bahwa gelombang baru kejahatan maya sedang marak terjadi sehingga diharapkan semua pihak meningkatkan kewaspadaan.